Hari Jumat pagi kemarin sebelum berangkat ke kantor, perhatian saya tiba-tiba tertuju pada sebuah video di laman youtube tentang marketing di era informasi. Hal yang membuat saya tertarik adalah satu poin yang disampaikan Dan Lok, narasumber vlog tersebut. Satu poin penting yang disampaikan oleh Dan Lok: “Educating is the New Marketing“[source]. Karenanya, kali ini, saya tidak akan menulis mengenai rumah urban secara khusus.
Mungkin agak aneh ya Mas Bro, kalau laman ini tiba-tiba membahas soal marketing. Akan tetapi, sebenarnya peluncuran rumahdaribambu.com juga tidak lepas dari upaya saya untuk melatih jiwa entrepreneurship. Sesuatu yang sulit saya dapatkan dalam suasana kerja kantoran yang bisa dibilang rutin itu. Oleh karena itu, rumahdaribambu diluncurkan. Nah, sejalan dengan hal yang diungkapkan Dan Lok, secara tidak disadari rumahdaribambu.com ternyata juga mengikuti pendekatan yang sama. Rumahdaribambu ingin memberikan nilai tambah yang edukatif dan manfaat bagi para pembacanya, dengan membantu pembaca memperoleh perspektif lain mengenai rumah urban, rumah sederhana di perkotaan, dan penggunaan material alami seperti bambu pada bangunan.
Namun, untuk bisa benar-benar menghadirkan manfaat, satu pertanyaan penting harus bisa dijawab: “Apa persoalan mendasar yang dihadapi banyak orang terkait rumah tinggal khususnya di kota besar, dan feedback apa yang mereka butuhkan”?
(Mas Bro juga dapat menyampaikan lho di kolom komentar tentang hal seputar rumah urban sederhana dan bambu yang menurut anda perlu dibahas dan Mas Bro pikir dapat memberi manfaat bagi orang banyak)
Saya memulai rumahdaribambu.com tanpa sebelumnya melakukan riset –meskipun hanya riset kecil-kecilan– mengenai hal ini. Karenanya, mungkin manfaat yang didapat pembaca dari laman ini sampai dengan saat ini juga belumlah begitu terasa. Posting saya kali ini, akan coba menggali hal/informasi apa saja yang mungkin dibutuhkan oleh pembaca untuk membantu mereka dalam merencanakan dan merancang rumah urban idamannya. Saya berharap, dengan pendekatan ini, artikel selanjutnya dapat lebih bermanfaat bagi para pembaca. 🙂 Kalau pun tulisan ini tidak bermanfaat secara khusus terkait topik rumah urban sederhana dan pemafaatan bambu untuk material rumah urban, semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk hal lainnya secara umum.
Baca juga: “Menyiasati Tapak Rumah Urban pada Lahan Terbatas”
Pencarian umum
Saat memulai “pencarian” kecil ini, hal pertama yang mungkin akan sangat membantu adalah dengan menemukan pertanyaan-pertanyaan umum yang sering muncul. Seperti orang lain pada umumnya, laman pertama yang saya tuju adalah laman pencarian google. Beberapa saat berselancar, saya mulai mendarat di halaman Google Trends, sebuah tools yang mungkin dapat membantu saya memahami apa yang dibutuhkan oleh “pasar”.
Beberapa menit menjelajahi fungsi-fungsi Google Trends, sedikit banyak memberikan infromasi/gambaran mengenai apa yang menjadi demand (permintaan) masyarakat pada umumnya (khususnya masyarakat yang memiliki akses terhadap internet). Tren yang muncul cukup menarik, saat saya memasukkan kata kunci rumah dengan mengaktifkan filter wilayah sehingga Google Trends hanya menampilkan data yang ada di wilayah Indonesia saja.
Pencarian kata ‘rumah’ ternyata paling banyak berasal dari wilayah Banten. Sementara pencarian kata rumah yang berasal dari wilayah DKI Jakarta, yang saya pikir memiliki volume pencarian yang besar, ternyata hanya berada di urutan ke-18. Cukup menarik, meskipun tidak otomatis pencarian yang berasal dari wilayah DKI Jakarta, misalnya, memang benar-benar berasal dari Jakarta (hal ini terkait pengalamatan IP address dan hal lebih teknis lainnya). Selain itu, pencarian terkait menunjukkan lebih banyak pencarian untuk kata ‘rumah sakit’ dibandingkan ‘rumah minimalis’. Apakah ini tanda bahwa aspek kesehatan adalah aspek yang sangat penting bagi orang Indonesia? Hmmm.. mungkin saja.
Lebih jauh, saya mencoba memasukkan kata “rumah urban” sebagai variabel pencarian, hal ini mengingat sebenarnya manfaat yang ingin diberikan oleh laman rumahdaribambu.com kepada pembacanya ada di seputar topik tersebut. Hasil yang ada, menunjukkan kebutuhan akan informasi mengenai rumah urban ternyata cukup fluktuatif, dan cenderung menurun. Bahkan, apabila dibandingkan dengan kata “rumah minimalis” dan “kamar” sebagai variabel pencarian, kata “rumah urban” seakan-akan tiarap di bawah. Hmmm… gambaran yang cukup menarik, mengingat ternyata rata-rata orang (yang mengakses google) lebih concern dengan kamar dibandingkan dengan rumah secara keseluruhan. Sementara itu, frase “rumah minimalis” mendapatkan perhatian jauh lebih tinggi, yang barangkali merupakan salah satu efek dari booming-nya fenomena pembangunan perumahan-perumahan (gated-community) oleh pengembang. Barangkali.
Baca juga: “Ruang yang Harus Ada pada Rumah Urban”
Menelisik People Also Ask
Ketika melihat hasil perbandingan data di atas, tentunya memunculkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Saya mencoba menelisik fitur People Also Ask yang muncul pada form pencarian Google seketika kita menuliskan kata pencarian di sana. Beberapa pertanyaan yang muncul mengikuti kata kunci yang saya masukkan cukup memberikan gambaran sejauh apa topik terkait rumah dan rumah urban ini dibutuhkan oleh orang banyak.
Melihat beberapa pertanyaan yang muncul saat saya mencari dengan frase tertentu, memberikan gambaran yang semakin luas tentang permasalahan yang mungkin dihadapi orang lain maupun diri saya sendiri terkait pemenuhan kebutuhan hunian. Persoalan seperti “strategi membangun rumah secara bertahap”, “cara membeli rumah tanpa kpr”, dan berbagai persoalan lain nampaknya masih perlu dicarikan jalan keluarnya.
Sampai di sini, agaknya, ungkapan Dan Lok ada benarnya. Dalam konteks rumah tinggal, masih banyak permasalahan terkait hunian yang dihadapi orang-orang baik di kota besar atau di daerah lain, yang memerlukan jawaban dan solusi yang realistis untuk dilakukan. Meskipun bukan berupa jawaban dan solusi yang tuntas, saya percaya setidaknya saat kita berusaha memberikan alternatif jawaban dan solusi atas persoalan-persoalan seperti ini, kita telah memberikan sumbangan kebaikan bagi orang lain.
Dengan demikian, sudah jelaslah, bahwa rumahdaribambu.com masih harus banyak belajar, untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar khususnya bagi para pembacanya. Semoga!
Terimakasih telah membaca! 🙂
0 Comments