Pernahkah Anda berkunjung ke rumah saudara, teman, atau kolega anda dan menemukan kenyataan bahwa rumah mereka terasa sangat panas dan gerah? Atau barangkali rumah anda sendiri yang selalu terasa panas dan gerah? Nah, berikut ini rumahdaribambu.com akan membahas tentang “Cara agar Rumah Sejuk dan Nyaman di Daerah Tropis” yang mungkin bermanfaat bagi Anda.
Suhu panas di dalam rumah dapat muncul dan dipengaruhi oleh banyak hal. Namun demikian, kondisi panas di dalam rumah kita ini sebetulnya bisa diatasi dengan cara-cara yang cukup sederhana dan murah.
Kondisi Indonesia yang berada pada daerah beriklim tropis yang mendapatkan sinar matahari yang cukup panjang dalam tiap tahunnya, turut memberi andil pada kondisi iklim mikro (micro climate) di dalam rumah kita.
Selain hamburan sinar matahari yang sangat kaya tiap tahunnya, daerah beriklim tropis juga cenderung memiliki karakteristik kelembaban udara yang relatif tinggi. Kelembaban udara secara sederhana merupakan tingkat kandungan uap air dalam udara. Semakin lembab udara maka semakin kurang nyaman bagi manusia penghuni rumah.
Sebenarnya, hal yang akan dibahas dalam tulisan ini sebagian kecil telah dibahas di artikel lain yaitu “Dua Hal Penting bagi Rumah Urban Anda” ini.
Namun, isi artikel ini dimaksudkan untuk memperkaya/melengkapi artikel tersebut mengingat ada beberapa hal tambahan yang penting lainnya.
Lalu, bagaimana trik atau cara agar rumah sejuk dan nyaman meskipun terletak di daerah tropis?
Faktor Kunci agar Rumah Sejuk dan Nyaman
Sebelum menuju kesana, saya ingin mengajukan pertanyaan untuk kita renungkan.
Pernahkah anda berkunjung dan masuk ke rumah berarsitektur tradisional seperti rumah Joglo, atau bangunan yang berarsitektur kolonial (bangunan peninggalan kolonial Belanda) di lingkungan Anda?
Jika anda pernah berkunjung dan memasuki rumah tradisional maupun bangunan kolonial, pastinya anda akan merasakan kondisi iklim mikro dalam bangunan yang lebih sejuk daripada jika anda berada dalam bangunan modern seperti supermarket atau mall (yang tanpa pengatur udara) misalnya.
Apabila anda memperhatikan, saya yakin anda sendiri sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan diawal tulisan ini.

Jika anda memperhatikan bangunan tradisional seperti rumah joglo misalnya, maka beberapa hal berikut biasanya akan anda temukan.
Rumah joglo yang lengkap dan asli biasanya dilengkapi dengan pendhapa (ruang terbuka, hanya terdiri dari lantai, tiang dan atap), pringgitan (ruang transisi antara pendhapa dengan ruang/rumah utama/dalem), lalu rumah utama/dalem yang didalamnya terdapat senthong kiwa (kamar kiri) dan senthong tengen (kamar kanan) serta senthong tengah (kamar utama).
Saya tidak akan membahas mengenai filosofinya, melainkan karena konteks yang sedang kita bahas adalah terkait kondisi iklim mikro ruangan, maka kita akan bahas elemen-elemen fisiknya saja yang mempengaruhi kesejukan dan kenyamanan ruangan rumah.
Dalam konteks rumah tradisional Jawa (dalam hal ini Rumah Joglo), maka elemen pembentuknya seperti pendhapa (ruang yang terbuka tanpa dinding dan cukup luas), bentuk atap yang seperti ‘topi’ atau ‘caping’, dan material penyusunnya yang berasal dari kayu masing-masing memberikan pengaruh sendiri-sendiri.
Pendhapa misalnya, karakternya yang tanpa dinding/sekat dan hanya terdiri dari lantai-tiang-atap dengan luas yang cukup besar memungkinkan pergerakan udara/pergantian udara di area rumah menjadi cukup baik.
Pertukaran udara yang sangat mudah ini di area pendhapa tentunya menjamin udara panas segera tergantikan dengan udara yang lebih dingin/sejuk.
Dikombinasikan dengan arah hadap rumah joglo yang menghadap ke arah Selatan (laut selatan), maka udara sejuk ini akan dengan mudah tertiup angin dan masuk ke rumah utama khususnya pada siang hari dan membawa kesejukan di rumah bagian dalam.
Sementara itu, bentuk atap seperti topi atau caping memungkinkan dinding-dinding rumah terlindungi dengan tritisan yang cukup panjang. Tritisan ini selain membantu menciptakan naungan (shade), juga berfungsi menanggulangi tampias saat musim penghujan.
Sedangkan material bangunan yang sebagian besar dari kayu memberikan efek sejuk di siang hari sekaligus hangat di malam hari.
Nah, lalu bagaimana dengan bangunan berarsitektur kolonial seperti gedung Marba di atas?
Ternyata, arsitek-arsitek pada masa kolonial dulu sudah cukup bijak dan memperhitungkan betul-betul kondisi iklim tropis Indonesia saat mereka merancang dan membangun bangunan-bangunan berarsitektur kolonial.
Faktor kunci pada bangunan kolonial yang memberikan andil terhadap kondisi iklim mikro yang sejuk merupakan kombinasi dari beberapa strategi arsitektural, yaitu: plafon/ceiling yang cukup tinggi, bukaan (pintu/jendela) yang lebar dan cukup tinggi, serta penggunaan tritisan dan koridor-koridor pada layer terluar bangunan.
Namun, selain itu, banyak juga bangunan kolonial yang memperkenalkan “inner courtyard” sebagai ruang bernafas bagi bangunan untuk membantu ruang-ruang bagian terdalam dari suatu bangunan/rumah agar tetap mendapatkan pasokan udara segar dan sejuk yang cukup.
Selain itu, baik bangunan tradisional seperti rumah joglo maupun bangunan kolonial juga memanfaatkan elemen seperti tumbuhan (pohon/perdu/tanaman rambat) dan elemen air (kolam/air mancur) untuk turut memberikan efek sejuk di dalam ruangan.



Nah, itulah beberapa tips yang dapat anda praktikkan jika anda ingin kondisi iklim mikro ruangan rumah anda lebih nyaman.
Sebagai wrap up, berikut beberapa tips atau cara agar rumah sejuk dan nyaman di daerah tropis:
- pastikan jarak antara lantai dengan plafon (floor to ceiling) cukup tinggi;
- jika memungkinkan, gunakan bukaan (pintu dan jendela) yang lebar/tinggi. Opsi lainnya adalah dengan membuat dinding ‘yang dapat bernafas’ dengan memasang blok roster dengan luasan yang cukup (cross ventilation);
- pastikan ruangan mendapatkan naung yang cukup. Anda dapat gunakan tritisan, tumbuhan rambat, teralis/kerai, pohon, dsb.;
- buat ruangan antara yang berfungsi (secara iklim mikro, bukan secara filosofis) mirip dengan pendhapa atau teras;
- gunakan material bangunan yang alami seperti bambu atau kayu;
- sediakan elemen tambahan seperti taman kecil di dalam rumah, atau jika rumah lebih luas dapat dibuat inner courtyard dibagian dalam rumah, atau elemen kolam/air mancur. Khusus untuk elemen kolam, perlu selalu dipelihara agar sehat dan tidak menjadi sarang serangga.
Mungkin sebagian tips lebih tepat dipraktikkan sejak saat perencanaan/perancangan rumah anda (seperti membuat bukaan pintu dan jendela yang lebar, plafon yang tinggi), dan sebagian dapat dilakukan bahkan pada saat bangunan rumah anda sudah jadi/ada (penambahan tritisan, penambahan elemen tanaman/tumbuhan rambat atau pohon, penambahan elemen kolam/air mancur, dsb).
Bagaimana pun, semoga beberapa tips tadi dapat membantu anda dalam mengupayakan agar kondisi rumah anda lebih enak. Semoga artikel “cara agar rumah sejuk dan nyaman di daerah tropis” ini bermanfaat bagi anda, para pembaca semuanya. 🙂
Wassalam..
0 Comments