6 Rahasia Design Approach Arsitek Andra Matin

“Ramp itu seperti film, tangga itu seperti foto.” (Andra Matin, 2020)

Barangkali banyak dari anda para pembaca yang sudah mengenal nama Andra Matin. Ya, nama ini sudah tidak asing di dunia Arsitektur dan Desain di Indonesia.

Beruntung, rumahdaribambu berkesempatan mengikuti salah satu Sharing Session yang diadakan oleh Archinesia Jumat (19/06) malam.

Nah, bila anda seorang Arsitek Junior, mahasiswa Aritektur, atau sedang mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan Arsitek untuk mendesain calon rumah anda, anda sudah berada di laman yang tepat.

Di sini kami akan menyampaikan kembali, “6 Rahasia Design Approach and Method Arsitek Andra Matin” dalam menghasilkan karya-karya desain yang tentunya berkarakter dan menarik, yang disampaikan Pak Aang dalam Sharing Session tersebut.

Isandra Matin Ahmad merupakan salah satu Arsitek kenamaan Indonesia yang sudah menghasilkan banyak sekali karya arsitektur yang memenangkan penghargaan.

Selain karya arsitektur, Andra Matin juga menghasilkan karya-karya instalasi seni yang diakui di kancah internasional.

Salah satu yang mungkin sering membuat penasaran adalah, bagaimana sih proses desain yang dilakukan para Arsitek terkenal seperti Pak Andra Matin ini sehingga bisa menghasilkan karya-karya yang unik?

Apakah rumit sekali, atau justru sebenarnya cukup sederhana dan menyentuh hal-hal mendasar?

Dalam artikel ini kami coba menyampaikan kembali cerita yang disampaikan Arsitek Andra Matin mengenai cara seorang Andra Matin dan biro arsiteknya saat melakukan pendekatan desain (design approach and method) dalam sharing session tersebut.

6 Rahasia Design Approach Arsitek Andra Matin

Berikut ini 6 (enam) Rahasia Design Approach and Methods yang dilakukan Arsitek Andra Matin dan timnya:

Penggunaan Energi yang Efisien

Rahasia pertama pendekatan desain arsitektur yang dilakukan Pak Aang dan timnya adalah penggunaan energi yang efisien. Apa maksudnya?

Dalam tiap desainnya, dalam konteks ini Pak Aang memegang 4 (empat) prinsip, yaitu: menciptakan cross ventilation agar udara lebih sejuk, bangunan dibuat tipis untuk memudahkan sirkulasi udara, bukaan optimal untuk sinar matahari agar tidak perlu cahaya buatan di siang hari, serta pemanfaatan rooftop untuk menurunkan suhu ruang di bawahnya.

Coba perhatikan dengan seksama karya-karya desain Pak Aang.

Kita pasti dengan mudah menemukan empat karakteristik tersebut, mulai dari ventilasi silang, tebal ruang yang “tipis” sehingga sirkulasi udara alami lebih mudah, bukaan-bukaan dinding atau jendela yang luas, lalu desain rooftop yang didesain secara khusus untuk mendinginkan suhu ruang di bawahnya (misal dengan overstek yang lebar sehingga ruang bawah menjadi teduh, dan semacamnya).

Konteks/Lokasi Bangunan

Konteks dari dimana suatu bangunan berdiri/akan dibangun merupakan salah satu hal yang sangat penting menurut Pak Aang dan tim arsiteknya.

Pada berbagai project dan karyanya, Pak Aang dan tim selalu berusaha “membaca” potensi tapak secara menyeluruh.

Hal ini termasuk membaca berbagai hal mulai dari kontur, kondisi eksisting, arah mata angin, dan kondisi lingkungan disekitarnya.

Pak Aang mencontohkan, biasanya para developer jika mendesain dan membangun suatu kawasan hunian atau perumahan, seringkali mencari cara termudah.

Ini umumnya dilakukan dengan meratakan seluruh area site/tapak, meratakan kontur, mengurug empang, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Pak Aang, justru dalam berbagai kesempatan desain, Pak Aang dan tim mencoba menggabungkan konteks lingkungan tersebut dengan desain bangunan/rumah itu sendiri sehingga hasil akhirnya menjadi menyatu antara desain dan lingkungannya.

Ruang dan Sekuens

Dalam konteks space/ruang, dalam berbagai karyanya Andra Matin sering memainkan ruang dan sekuens.

Hal ini tidak lepas dari filosofi desain Pak Aang yang ingin menghadirkan “kejutan-kejutan” lewat sekuens ruang yang dialami orang yang menggunakan ruang tersebut.

Playful space sepertinya juga menjadi salah satu kata kunci dalam proses desain yang dilakukan dirinya.

Space dan sekuens menurut pak Aang sangat penting. Pak Aang mengibaratkan arsitektur sangat bagus kalau tidak semuanya langsung terlihat.

Salah satu aplikasi prinsip ini dicontohkan pak Aang dalam salah satu karya terbarunya yaitu Hotel Artotel di Semarang.

Pak Aang menjelaskan contohnya adalah sekuens saat tamu hotel masuk menuju lobby hotel yang harus melalui ramp panjang dimana view saat masuk dibuat tidak monoton, mulai view ke arah dalam saat mulai masuk, lalu view ke arah outdoor, dan kemudian view ke arah lobby.

Contoh lainnya, Andra Matin pernah mendesain tapak yang luasnya hanya 5 x 5,5 meter persegi. Maka dengan keterbatasan space tersebut, untuk bisa membuat orang merasakan sekuens ruang, Andra Matin tidak hanya memanfaatkan axis X dan Y, tapi juga memaksimalkan axis vertikal (Z) (memanfaatkan tinggi ruang/space).

Sekuens, menurut Pak Aang, dapat memperkaya pengalaman kita saat mengalami ruang dan menciptakan kesan yang akan selalu mengingatkan kita akan pengalaman tersebut.

“Permainan yang menyenangkan dalam mencipta ruang: gelap-terang, sempit-luas, tinggi-rendah, terbuka-tertutup.”

Material

Rahasia berikutnya yang menjadi pegangan utama Andra Matin dalam berkarya adalah “meyakini bahwa masing-masing material memiliki ruh/jiwa, sehingga kehadiran masing-masing material akan spesial walau hanya satu macam saja.”

Menurut Pak Aang, satu material saja sebenarnya sudah cukup karena tiap material sudah punya ruh atau karakter yang kuat. Tidak harus dalam satu bangunan itu dijejali dengan berbagai material yang berbeda-beda.

Pak Aang lalu menunjukkan contoh karya-karyanya yang memberikan penguatan terhadap kehadiran material utama bangunan itu sendiri.

Masing-masing bangunan merupakan personifikasi pemilik/penggunanya

Bagi Andra Matin, memahami klien merupakan salah satu hal terpenting dalam proses desain yang dilakukan.

Apa yang disukai klien, seperti apa karakternya, bagaimana aktivitasnya sehari-hari dalam bangunan setidaknya perlu dipahami oleh Arsitek.

Dengan pemahaman tersebut, maka desain yang dihasilkan dapat memiliki keunikan dan berbeda satu karya dengan karya yang lain.

Batas bias antara ruang dalam dan luar

Andra Matin melihat bahwa dimensi ruang tidak harus selalu luas. Hal ini mengingat lahan yang ada seringkali luasanya terbatas.

Untuk itu, pak Aang seringkali menyiasati hal ini dengan membuat batas yang bias antara ruang dalam dan ruang luar.

Seringkali, untuk menyiasati luasan ruangan yang sempit, maka pak Aang mencoba membujuk klien untuk “mencuri” ruang luar untuk dibawa ke dalam.

Hal ini cukup menarik karena dengan demikian ini memperkuat karakter tropical dalam karya-karya desain pak Aang.

Nah, itulah 6 Rahasia Design Approach Arsitek Andra Matin yang telah dibagikan beliau dalam acara Archinesia Sharing Session #2 Jumat malam tadi. Mantap bukan? 🙂

“Belajar arsitektur itu harus datang (mengalami sendiri ruangnya), tidak cukup hanya lewat buku.” (Andra Matin, 2020)

Post a Comment

0 Comments